Senin, September 15, 2008

KURMA PENJEGEL DOA


Seusai ibadah haji, Ibrahim bin Adam membeli satu kilogram kurma dari pedagang tua di dekat masjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, ia melihat sebutir kurma tergeletak di dekat timbangan. Ia menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli.

Ibrahim pun memungut kurma itu dan memakannya.
Empat bulan kemudian, Ibrahim tiba di al-Aqsa. Seperti biasa, ia kemudian shalat dan berdoa khusuk sekali di bawah kubah Sakhsa. Namun, betapa terkejutnya, tatkala tiba-tiba ia mendengar percakapan dua malaikat tentang dirinya.

Salah satu malaikat itu berkata, ”Doa Ibrahim bin Adam ditolak karena, empat bulan lalu, ia memakan sebutir kurma yang bukan haknya.” Ibrahim terhenyak.

Jadi, selama empat bulan ini, shalat, doa, dan mungkin semua amalan ibadahnya tidak diterima Allah SWT lantaran ia memakan sebutir kurma yang bukan haknya.
Karena resah, tanpa pikir panjang Ibrahim berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua itu untuk memintanya mengikhlaskan sebuah kurma yang telah dimakannya. Namun sayang, pedagang tua itu telah meninggal. Dia hanya menemukan seorang anak muda yang tidak lain adalah anak kandung pedagang itu. Ibrahim-pun menyampaikan maksudnya pada ahli waris pedagang tua tersebut.
Sang pemuda sepakat meng-halalkannya. Betapa bahagia hati Ibrahim. Namun, kebahagiaan itu ternyata belum sempurna. Masih ada 11 orang lagi anak pedagang tua itu –sebagai ahli waris- yang harus juga diminta keikhlasan mereka. Meski jauh dan memerlukan perjuangan keras untuk menemui kesebelas anak itu, akhirnya Ibrahim bisa bernafas lega karena semua telah sepakat untuk mengikhlaskan-nya.
Empat bulan kemudian, Ibrahim kembali ke Aqsa untuk shalat dan berdoa di sana. Tiba-tiba dia mendengar percakapan malaikat yang sama. “Itulah Ibrahim bin Adam yang doanya tertolak gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain.”
“O…tidak, sekarang doanya sudah makbul lagi. Apa yang dia makan telah dihalalkan oleh ahli waris pemilik kurma.”
Kisah Ibrahim ini adalah pelajaran untuk kita semua, yang sering menganggap remeh benda milik orang lain yang telah kita ambil haknya secara tersembunyi maupun terang-terangan, sedikit maupun banyak, namun masih saja kita bisa tidur nyenyak.

Tidak ada komentar: